Tuesday, June 22, 2010

Cara Mendidik Anak


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,,
Sekedar berbagi setitik ilmu dari seminar yang saya hadiri hari ini, semoga bermanfaat. Meskipun belum, tapi kita adalah calon orang tua kita bisa menerapkannya pada adik – adik kita atau bisa kita terapkan kepada calon peserta didik kita. Jangan sampai kita salah dalam mendidik anak kita dikemudian hari. Hal – hal yang kita tanamkan kepada anak kita hari ini adalah sesuatu yang akan tumbuh dikemudian hari.
Hal –hal yang dianggap biasa namun perlu diperhatikan
- Jangan pernah berkata “Jangan/ Tidak boleh”
 Laranglah anak dengan tindakan, terutama pada usia <5 p="p">
 Laranglah anak dengan pesan yang positif, terutama pada usia >5 th. Contoh kasus : Fulanah berusia 7 th dia memakan kue khusus hidangan untuk tamu, yang kita lakukan bukan dengan merampas kue tsb seraya berkata “ADUUHH....GAK BOLEH MAKAN KUE YANG ITU ADE...!!!, KAN UDA MAMA KASIH YANG ADA DI MEJA MAKAN!!!”. tapi dengan pesan positif yang muatannya adalah larangan “Anakku yang sholehah, kamu boleh makan kue, tapi yang udah mama sediain di meja makan ya! Kan sama enak kuenya?!” sambil tersenyum. Maka, anak akan terbiasa dengan perkataan – perkataan yang positif meskipun sesungguhnya muatannya adalah berupa larangan memakan kue tsb. Sbg contoh pada suatu hari Rasullullah SAW meminta minum kepada seorang anak kecil untuk diberikannya kepada orang tua yang kehausan, dengan lemah lembutnya Rasulullah SAW meminta air tsb kepada anak kecil itu. Tapi anak kecil itu justru tidak memperbolehkannya. Tapi Rasulullah tidak memaksa anak kecil itu untuk memberikannya air atau berkata kasar kepada anak itu, bahwa dia sudah tidak sopan. Karena dia masih anak – anak. Jadi, kalau ada orang dewasa yang seperti itu maka dia sama seperti anak – anak.
- Membandingkan anak dengan anak yang lain sangat kurang membantu, bandingkanlah anak dengan dirinya sendiri
Contoh kasus : “tuh kak, anaknya pak fulan si – fulanah itu pinter banget, soalnya dia rajin belajar. Makanya, kakak juga harus rajin belajar biar pinter kayak dia.” Hal ini, tidak salah dikatakan kepada anak, tapi, ada baiknya kita berkata “ayo belajar yang rajin, anak ummi gak ada yang bodoh, kalau mau pinter harus belajar. Semua yang anak ummi pasti pinter” Hal ini, akan membangkitkan motivasi anak untuk belajar dibanding membanding – bandingkan anak kita dengan orang lain akan mematahkan semangat dalam diri anak, karena dia akan merasa bahwa si anak tidak memiliki potensi apa – apa dibanding anak lainnya yang lebih baik darinya.
- Jangan memerintah anak secara mendadak
Contoh kasus : ketika anak sedang menonton tv tiba – tiba kita datang berkata “ade matiin televisinya, jangan nonton mulu! Belajar, belajar”, kita berkata mendadak sambil mematikan televisinya. Pertama, kita tidak boleh secara tiba – tiba melarang anak, laranglah dengan pesan yang positif sembari mengingatkannya untuk belajar. Kedua, ketika kita memerintahkan mematikan tv. Maka, jangan kita yang mematikan tv nya, biar dia senndiri yang mematikannya.
- Berilah anak kepercayaan
Contoh kasus : hari ini adalah hari pertama fulan dibangku smp, sang ibu berkata “Nak, hati – hati ya! Ingat kalau mau nyebrang cari orang dewasa yang mau nyebrang juga. Atau pas nyebrang gak ada siapa – siapa tengok kanan dan kiri dulu sebelum nyebrang. Oia, jangan lupa, gak boleh jajan sembarangan, nanti sakit perut. Ummi udah siapin makanan di tas kamu. Jangan lupa, nanti pulangnya ummi jemput, jangan langsung pulang ke rumah dan bla....bla.....bla......”. ketika anak pertama kali masuk sekolah, itu sudah menjadi beban baginya, lingkungan baru merupakan awal baginya untuk kembali beradaptasi. anak sebelumnya sudah memikirkan ‘nanti disekolah yang baru, temen – temennya baik – baik gak ya? Gurunya galak – galak gak ya? Apa aku bisa punya teman disana?dll’, jangan menambahkan beban bagi anak dengan memberi wasiat – wasiat sebelum pergi kesekolah. Cukup sekedarnya saja, dan jangan lupa untuk memberikan motivasi kepada anak. Sehingga anak belajar untuk lebih mandiri.
- Gunakanlah diagram bintang
Contoh kasus : “ma, pengen beli handphone, temen – temen ade udah pada punya handphone, cuman ade doank yang gak punya.” jangan membiasakan kepada anak untuk langsung memenuhinya atau memberi janji – janji palsu seperti “iya, nanti mama beliin.” Tapi “iya, mama beliin. Tapi handphone juga ada harganya. Harganya, 200 bintang. Sholat tepat waktu 5 bintang, belajar 1 bintang, beresin kamar 2 bintang dll......”. akan tetapi, setelah dia meraih 200 bintang tsb, kita harus segera melaksanakan amanah tsb, karena jika tidak, maka dalam pikiran anak akan terbentuk seperangkat pernyataan bahwa orang dewasa/ orang tua suka berbohong. Secara tidak langsung memberikan pelajaran negatif kepada anak dan menghilangkan kepercayaan terhadap anak.
- Keterbukaan antara orang dewasa dengan anak
Anak usia remaja biasanya sudah kenal dengan lawan jenisnya. Banyak orang tua yang langsung melarang anak untuk tidak berpacaran. Namun, yang perlu dilakukan adalah dengan tidak langsung melarang, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Yakni, dengan pesan yang positif membentuk anak menjadi pribadi yang positif. Contoh kasus : “ma, aku ditembak sama cowok” “oia, dulu juga mama banyak yang nembak” (sedikit berbohong). “oia? Terus gimana ma?” “ya mama ga terima, soalnya mama masih mau belajar. Lagian pacaran kan bisa setelah menikah....bla...bla...”. tidak langsung melarang anak untuk tidak pacaran. hal ini, akan mendekatkan anak dengan orang tuanya, sehingga tempat yang dijadikan curhatannya adalah orangtuanya sendiri. Secara tidak langsung orang tua mengontrol anak dengan tindakan yang positif tadi yakni dengan sharing. Anak menjadi lebih terbuka dengan orang tuanya terhadap pergaulan yang dilakukannya sehari - hari.
- Selalu memberikan alternatif kepada anak
Contoh kasus : fulan akan memasuki bangku sekolah sma, orang tua sebaiknya merekomendasikan 3 sekolah untuk fulan dan memberikan keunggulan dan kelemahan dari masing – masing sekolah. Sehingga ketika dia tidak lulus tes salah satunya, orang tua sudah menyiapkan alternatif lainnya, anak pun siap meskipun dia gagal. Dan jangan lupa, untuk selalu memberikan motivasi ketika anak tidak lulus tes salah satu sekolah dan jangan membicarakan sekolah yang dia gagal dalam tes tsb.

No comments: