Terminologi agama menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
sebagai sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungannya. Indonesia merupakan salah satu negara
yang sangat concern perihal kehidupan ber’agama’ ini. Dan saat ini agama yang
baru muncul namun pengikutnya tak terbendung adalah ‘media’. Media merupakan
agama baru yang pengikutnya sangat taat. Ketaatan para pengikutnya terindikasi
melalui pembentukan ideologi masyarakat oleh media dengan menjadikan media
sebagai bahan rujukan atau pedoman kehidupan. Tidak dapat dipungkiri lagi saat
media mulai mengeluarkan wahyunya melalui para news anchor yang dianggap
sebagai nabi atau artikel di media cetak maupun elektronik sebagai mushafnya,
maka secara serentak dan berbondong-bondong ummatnya akan segera menyebarluaskan
berita tersebut entah berisi fakta atau fitnah tidak lagi jadi masalah. Tahap selanjutnya
ialah menunggu beragam respon terkait wahyu yang telah disabdakan media,
kemudian ramailah sudah dan tinggal menunggu berita tersebut menjadi wahyu yang
harus diamalkan, minimal diyakini dengan sebenar-benarnya oleh hati. Uniknya
penganut taat agama baru ini dari berbagai golongan, bahkan ummat Islam yang
diyakini memiliki keyakinan yang kuat terhadap ajarannya, kini menjadi salah
satu penganut setia agama media. Terlebih lagi berita terkait sesama ummat
Islam, agama media memang sudah tidak dapat dihindari lagi pengaruhnya dalam
keimanan manusia. Mereka seolah-olah lupa akan peringatan Tuhannya Alloh SWT “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (Al
Hujuraat,49:6). Pantas saja sang kaisar
termahsyur dari Prancis, Napoleon Bonaparte mengaku lebih takut kepada
pena para penulis daripada ribuan bayonet musuh yang terhunus, karena manusia
bisa menafikkan eksistensi Tuhan hanya dari membaca dan mendengar berita. Mari kita kembali kepada ajaran Islam, karena bisa jadi keyakinan kita kepada berita yang dibawa agama media telah mengalahkan keyakinan kita kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Wallohualam.