Setiap manusia
pasti memiliki potensi untuk melakukan kebaikan, sekalipun sekelas penjahat
internasional. Sebagaimana yang telah difirmankan Alloh SWT dalam surat
Asy-Syams “Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya”.
Potensi inilah yang seharusnya ditingkatkan untuk menekan potensi yang lainnya
yakni melakukan keburukan. Potensi untuk melakukan kebaikan sejatinya mencakup
semua aspek yakni kepada diri sendiri, orang lain, alam dan lingkungan sekitar.
Melakukan kebaikan selain pada diri
sendiri yakni orang lain dan lingkungan sekitar dalam Islam lebih dikenal
dengan kata ‘Da’wah’.
Da’wah berasal
dari kata da’aa-yadu’a yang artinya
mengajak, menyeru, mengundang. Da’wah tidak
dibatasi jarak, waktu dan strata. Setiap muslim dapat berda’wah
dimanapun dan kapanpun. Idealnya seorang muslim berda’wah pertama-tama melalui
pribadi diri yang islami, keluarga
islami, masyarakat islami serta pemerintahan islami. Jika tahapan amal
da’wah telah melewati fase pribadi islami dan keluarga islami, maka kemudian
masyarakat islamilah yang perlu dibentuk. Masyarakat islami dibentuk dengan
memanfaatkan peranan atau posisi kita di masyarakat. Sebagai contoh peran
sebagai seorang pengusaha, vice president
suatu perusahaan, karyawan, PNS, mahasiswa dan lain-lain. Peran atau posisi
yang cukup strategis yakni mahasiswa sedangkan wajihah (wadah-red) nya berada di kampus.
Kampus dinilai
sebagai tempat yang tepat untuk berda’wah karena kampus merupakan;
1. Tempat
berkumpulnya para pemuda
Generasi yang
akan membangun negeri serta menggantikan pemimpin-pemimpin saat ini adalah para
pemuda yang memiliki kapasitas intelektual yang mumpuni, pada umumya para pemuda
ini muncul dari kampus. Sebagaimana dijelaskan
oleh Hasan al-Banna ‘Sejak dahulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar
kebangkitan setiap umat, rahasia kekuatan pada setiap kebangkitan dan pembawa
bendera setiap fikrah’
2. Gudang
ilmu dan rumah penelitian
Tempat yang
memiliki intensitas belajar yang tinggi serta mampu menghasilkan produk ilmu
yang bermanfaat adalah kampus, sehingga kampus layak disebut sebagai gudang
ilmu dan rumah penelitian.
3. Lingkungan
yang terbuka dan bebas bagi berbagai bentuk pengembangan pemikiran
Di dunia ini
lingkungan yang paling terbuka dan bebas terhadap berbagai ideologi hanya
berada di kampus. Baik ideologi yang benar maupun ideologi yang menyimpang.
Kondisi ini
berimplikasi pada mahasiswa untuk dapat menyemai bibit-bibit kebaikan di ladang
yang subur ini (kampus-red) serta menyebarkan ideologi Islam sesuai syariat dan
mengembalikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai mainstream hidup.
Mahasiswa sebagai
pelaku da’wah kampus seyogianya mampu mengoptimalkan perannya dikampus dan
lingkungan masyarakat. Peran mahasiswa di kampus dan masyarakat menjadi essensial
karena mahasiswa adalah kelompok pilihan ditengah masyarakat, aktivitas gerakan
yang paling luas di dunia, ruang interaksi dan mobilitas yang cukup luas baik vertikal
maupun horizontal dan mahasiswa adalah calon orang tua masa depan.
Inisiasi dari da’wah
kampus yakni dengan meningkatkan kapasitas pengembangan ruhani melalui tarbiyah dan intelektual mahasiswa
dengan memiliki keterampilan sebagai pemimpin yakni conceptual skills, human skills, administrative skills serta technical skills. Kemampuan-kemampuan
tersebut menjadikan diri mahasiswa sebagai qudwah
(panutan-red). Jika mahasiswa dapat menjadi qudwah
orang lain, maka da’wah akan mudah tersampaikan dan dilakukan.
Kondisi ini erat
kaitannya dengan proses pengkaderan. Karena tanpa adanya proses pengkaderan,
maka da’wah ini akan segera mati (tanpa generasi yang melanjutkan gerakan da’wah)
dan berumur singkat. Setelah proses pengkaderan di kampus berjalan salah
satunya melalui qudwah setiap kader
da’wah yang pada intinya adalah proses berafiliasi. Proses pengkaderan ini
diperlukan pembinaan, tidak hanya sekedar rekrutmen. Pembinaan yang diawali
dengan memberikan perhatian dan pelayanan.
Kemudian tahap
selanjutnya adalah partisipasi serta kontribusi terhadap da’wah itu sendiri
dari seluruh kader salah satunya pemberian amanah. Perlu diperhatikan bahwa proses
pembinaan tetap dan terus berjalan. Hasil yang diharapkan adalah mampu
menyuplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, mengoptimalkan peran kampus
dalam merubah masyarakat menuju masyarakat Islami dan membentuk generasi baru
kaum beriman anggota civitas akademika. wallohualam
No comments:
Post a Comment